Jumat, 25 November 2011

Mamah


Mamah, di saat seharusnya kau beristirahat dan menikmati apa yang telah kau usahakan
Petaka itu datang, Ia pergi, meninggalkan tanggung jawabnya mencari kesenangan pribadi
Kau jatuh dan sakit, kutahu itu. Kau perih dan nelangsa aku juga tahu itu.
Namun aku juga tahu, kau wanita yang tegar dan kuat, bak beringin, menjulang dan kokoh bak kelapa.
Kau terima segala beban yang ditinggalkannya
dengan penuh rasa sabar.
Kau tetap usahakan setiap kebutuhan utama
maupun sampingan bagi putra-putramu terpenuhi
Kau usahakan dengan setiap tetes keringatmu dan jerih payahmu.
Kini kau tak muda lagi Mamah, penyakit kanker mu terus menerus menyerangmu.
Kau mengeluh tentang penyakit kanker mu,
namun kau tak pernah mengeluh untuk memenuhi kebutuhan anak-anakmu.
Kini kau tak muda lagi Mamah.
Di saat wanita yang lain sibuk merawat kecantikan
Kau sibuk merawat putra-putramu.
Memberikan nasihat bagaimana tegar menghadapi kejamnya manusia dan kerasnya kehidupan
 Bagaikan air yang terus mengalir, demikian pula kasihmu Mamah
Jikalau mereka berkata surga berada di telapak kaki ibu,
maka bagiku kau lah surga itu sendiri
Karena di dadamu aku merasa tenang, dan dalam jiwamu aku merasa terpenuhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar